Jumat, 21 Februari 2014



CARA ORANG UTAN BERKEMBANG BIAK

Orangutan betina melahirkan anak pertamanya pada usia sekitar 15 tahun, setelah masa kehamilan selama 8 bulan 20 hari. Pada umumnya mereka memiliki anak setiap 8 atau 9 tahun di Sumatera (6 hingga 8 tahun di Kalimantan), yang merupakan interval kelahiran terpanjang di antara mamalia darat.
Melihat orangutan betina dapat hidup hingga usia 50 atau mungkin hingga usia 60 di alam liar, orangutan betina kemungkinan hanya akan memiliki 4 atau 5 anak selama hidupnya. Kelahiran kembar terjadi pada orangutan dalam penangkaran, tapi kemungkinan besar tidak akan mampu bertahan hidup di alam liar akibat sulitnya bagi sang induk untuk membawa 2 anak di atas pepohonan dan mencari makan pada waktu bersamaan.
KEGIATAN ORANG UTAN DALAM MENJALANI KEHIDUPAN SEHARI HARI
 
Hari-hari yang biasa dilalui dengan bangun pagi saat matahari terbit (sekitar pukul 6.00 pagi) dan mencari makan selama sekitar 3 jam di pohon terdekat yang berbuah lebat. Kemudian mereka mulai melakukan perjalanan, sambil lalu juga mengambil makanan tambahan, hingga mereka memutuskan untuk istirahat siang dan membangun sarang untuk berbaring di dalamnya. Setelah sekitar 1 jam istirahat, mereka melanjutkan perjalanan, sambil mengudap di perjalanan, umumnya rayap atau dedaunan atau tunas, sebelum mencari pohon yang berbuah lebat untuk menghabiskan beberapa jam sebelum tiba waktunya untuk tidur pada pukul 4 atau 5 sore (juga terkadang lebih awal atau lebih larut tentunya).
TEMPAT TIDUR ORANG UTAN
Orangutan membangun sarang dari dedaunan di atas pohon untuk tidur dan beristirahat. Mereka membuat sarang hampir setiap malam (terkadang mereka memperbaiki sarang tua yang mereka temukan), dan di kalimantan mereka juga membangun satu di siang hari, sekitar pada waktu tengah hari, untuk melakukan semacam tidur siang. Mereka membuat sarang dengan cara membengkokkan beberapa ranting besar di tangahnya dan menganyam ranting-ranting kecil ke dalam kerangka tadi hingga terbentuknya “mangkuk” yang nyaman sebagai sarang untuk tidur di dalamnya. Jika mereka merasa hujan akan turun, mereka sering menambahkan semacam atap, juga dari ranting dan dedaunan, dan menempatkannya di atas sarang setelah mereka berada di dalamnya.

 

Apakah orangutan hidup berkelompok?
Mereka terkenal sebagai satwa penyendiri jika dibandingkan dengan jenis kera besar lainnya. Orangutan adalah pemakan buah (frugivora) dan makanannya tersebar dengan sangat merata di hutan. Jika tidak sedang  musim buah, maka akan lebih baik untuk orangutan mengunjungi pohon buah sendirian, atau hanya bersama anaknya, dan memakan sebanyak-banyaknya buah yang tersedia. Jika mereka bergerak berkelompok, akan semakin banyak pohon yang mereka kunjungi dan semakin jauh juga mereka harus bergerak setiap harinya untuk mendapatkan cukup makanan. Tapi jika buah sedang berlimpah, orangutan akan lebih sering berkumpul dan makan bersama di atas satu pohon, dan bahkan bergerak bersama-sama selama beberapa hari.

 

JUMLAH BAYI YANG DI LAHIRKAN SEORANG BETINA ORANG UTAN

Biasanya hanya satu, jarang sekali betina melahirkan kembar. Jangka kehamilan orang utan mirip manusia, hampir 9 bulan.
PERBEDAAN ORANG UTAN JANTAN DENGAN ORANG UTAN BETINA


 Yang jantan lebih besar dari yang betina. Semakin dewasa, bentuk muka jantan juga semakin berubah. Sang jantan memiliki kumis dan janggut. Kelakuan sang jantan terhadap betina sangat dominan. Pipinya lebar dan lehernya berkantong.



BUNYI SUARA ORANG UTAN

Mereka berkomunikasi dengan bunyi iikkk-iikkk squeak. Anak orangutan bisa menangis seperti bayi, dan orangutan muda suka menjerit-jerit seperti anak nakal. Orangutan dewasa bisa mengeluarkan bunyi panjang selama satu menit. Di hutan suaranya bisa terdengar sejauh 300 meter. Sang jantan mengembungkan kantong lehernya dan mengeluarkan seruan panjang. Suaranya bisa keras, bernada tinggi dan di hutan sampai bisa terdengar sampai sejauh satu kilometre.



BESAR TUBUH ORANG UTAN

Bayi baru lahir bisa mencapai berat setengah kilo. Orangutan dewasa betina bisa mencapai tinggi 1,3 meter dan berat 45 kg. Sang jantan bisa mencapai tinggi 1,8 meter dan berat 120 kg.




 Pola Makan
Sekitar 60% makanan orangutan adalah buah-buahan seperti durian, nangka, leci, mangga dan buah ara, sementara sisanya adalah pucuk daun muda, serangga, tanah, kulit pohon dan kadang-kadang telur serta vertebrata kecil. Mereka juga tidak hanya mendapatkan air dari buah-buahan tetapi juga dari lubang-lubang pohon. Orangutan Sumatera diketahui menggunakan potongan ranting untuk mengambil biji buah. Hal ini menunjukkan tingkat intelegensi yang tinggi pada orangutan Sumatera.



Ekologi dan Habitat
Orangutan Borneo lebih banyak ditemukan di hutan dataran rendah (di bawah 500 m diatas permukaan laut) dibandingkan di dataran tinggi. Hutan dan lahan gambut merupakan pusat dari daerah jelajah orangutan, karena lebih banyak menghasilkan tanaman berbuah besar dibandingkan dengan hutan Dipterocarpaceae yang kering dan banyak mempunyai pohon-pohon tinggi berkayu besar, seperti keruing. Orangutan borneo sangat rentan dengan gangguan-gangguan di habitatnya, meskipun P.p. morio menunjukkan toleransi yang relatif tak terduga mengenai degradasi habitat di bagian utara Pulau Borneo.





Deskripsi Fisik
  • Orangutan Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar.
  • Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.
  • Berat orangutan Borneo jantan dewasa bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 m. Sementara jantan betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m.
  • Bagian tubuh seperti lengan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat.
  • Pelipis seperti bantal yang dimiliki oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal.
  • Jakun yang dimiliki dapat digelembungkan untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.



 CIRI CIRI ORANG UTAN

Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
Orangutan memiliki tinggi sekitar 1.25-1.5 meter.

Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi.

Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut disekitar wajah. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

Berat orangutan jantan sekitar 50-90 kg, sedangkan orangutan betina beratnya sekitar 30-50 kg.

Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia.

Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse.Golongan kera besar masuk dalam klasifikasi mammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman

tentang orang utan

Tentang Orangutan


 

STATUS ORANGUTAN
Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangutan liar yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah).
Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat mereka telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan, maka dalam 10 – 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan orangutan sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah.
Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.
Untuk mendapatkan seekor bayi orangutan, maka harus membunuh induknya, dan jika bayi tersebut masih selamat jatuh dari atas pohon, maka bayi tersebut diambil oleh pemburu gelap.
MORFOLOGI ORANGUTAN SUMATERA
Tinggi
Jantan : 120 – 150 cm
Betina : 100 – 120 cm
Berat
Jantan : 50 – 90 kg (di alam liar); sedangkan di karantina dapat mencapai 120 kg atau lebih.
Betina : 30 – 60 kg
Panjang Lengan, 60 – 90 cm atau 2/3 (dua per tiga) dari tinggi badan.
Warna Tubuh
Kemerah-merahan hingga coklat kehitam-hitaman, janggut pada Orangutan Sumatera (jantan) berwarna merah hingga jingga.
Tampilan Fisik
Tampilan wajah : sekitar mata tidak berbulu dan mempunyai telinga yang kecil. Memiliki tubuh yang tinggi, bulu/rambut yang kusut, dan lengan yang panjang. Bentuk tangan dan kaki kecil memanjang, sesuai untuk memegang cabang-cabang pohon. Jempol tangan yang pendek sangat mendukung fungsinya yang seperti gancu untuk membuka buah. Daging di sekitar pipi orangutan jantan dewasa (cheek pad) akan berkembang mulai dari umur 8 tahun atau 15 tahun hingga umur 20 tahun.
PAKAN (MAKANAN) ORANGUTAN
Orangutan tergolong Omnivora. Orangutan memakan hampir sebagian besar jenis buah-buahan yang terdapat di dalam hutan (60% makanan orangutan adalah buah-buahan, seperti : rambutan, mangga, durian, manggis, duku, dan sebagainya). Selain buah-buahan sebagai makanan pokok, sumber makanan lainnya adalah daun-daunan, kulit kayu, tunas muda, bunga-bungaan, serta beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut pohon. Berdasarkan pengamatan orangutan juga dapat memakan daging. Biasanya mereka memakan daging siamang atau monyet yang telah mati.
Untuk mendapatkan air, mereka melubangi bagian batang pepohonan yang berguna untuk manampung air hujan dan meminumnya dengan cara menghirup dari pergelangan tangannya. Orangutan juga mengambil makanan yang berupa mineral dari dalam tanah, namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
SATWA ARBOREAL
Orangutan merupakan satwa arboreal, yaitu satwa yang menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya di atas pohon mulai dari makan, minum, sampai istirahat/tidur di saran g yang mereka bangun di pepohonan dan jarang sekali turun ke tanah,.
Orangutan dapat membuat 2 (dua) hingga 3 (tiga) sarang setiap harinya. Klasifikasi yang diberikan oleh Van Schaik dan Idrusman (1996) mengenai posisi sarang adalah :
Posisi I : Posisi sarang terletak di dekat batang utama.
Posisi II : Sarang berada di pertengahan atau di pinggir percabangan tanpa menggunakan pohon atau percabangan pohon lainnya.
Posisi III : Sarang terletak di puncak pohon.
Posisi IV : Sarang terletak di antara dua cabang atau lebih, dari tepi pohon yang berlainan.
PETA SEBARAN ORANGUTAN
Peta Sebaran Orangutan
Peta Sebaran Orangutan