Jumat, 21 Februari 2014

tentang orang utan

Tentang Orangutan


 

STATUS ORANGUTAN
Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangutan liar yang terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangutan liar yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah).
Dalam dekade 20 tahun ini, menurut IUCN pada tahun 1993 sekitar 80% habitat mereka telah hilang atau musnah. Dan IUCN memperhitungkan bila keadaan ini dibiarkan, maka dalam 10 – 20 tahun ke depan orangutan akan punah. Sehingga IUCN mengkategorikan orangutan sebagai critically endangered species atau sebagai satwa yang terancam punah.
Selain itu ancaman juga datang dari kegiatan perburuan hewan, baik itu untuk diperdagangkan sebagai binatang peliharaan atau untuk dimakan dagingnya.
Untuk mendapatkan seekor bayi orangutan, maka harus membunuh induknya, dan jika bayi tersebut masih selamat jatuh dari atas pohon, maka bayi tersebut diambil oleh pemburu gelap.
MORFOLOGI ORANGUTAN SUMATERA
Tinggi
Jantan : 120 – 150 cm
Betina : 100 – 120 cm
Berat
Jantan : 50 – 90 kg (di alam liar); sedangkan di karantina dapat mencapai 120 kg atau lebih.
Betina : 30 – 60 kg
Panjang Lengan, 60 – 90 cm atau 2/3 (dua per tiga) dari tinggi badan.
Warna Tubuh
Kemerah-merahan hingga coklat kehitam-hitaman, janggut pada Orangutan Sumatera (jantan) berwarna merah hingga jingga.
Tampilan Fisik
Tampilan wajah : sekitar mata tidak berbulu dan mempunyai telinga yang kecil. Memiliki tubuh yang tinggi, bulu/rambut yang kusut, dan lengan yang panjang. Bentuk tangan dan kaki kecil memanjang, sesuai untuk memegang cabang-cabang pohon. Jempol tangan yang pendek sangat mendukung fungsinya yang seperti gancu untuk membuka buah. Daging di sekitar pipi orangutan jantan dewasa (cheek pad) akan berkembang mulai dari umur 8 tahun atau 15 tahun hingga umur 20 tahun.
PAKAN (MAKANAN) ORANGUTAN
Orangutan tergolong Omnivora. Orangutan memakan hampir sebagian besar jenis buah-buahan yang terdapat di dalam hutan (60% makanan orangutan adalah buah-buahan, seperti : rambutan, mangga, durian, manggis, duku, dan sebagainya). Selain buah-buahan sebagai makanan pokok, sumber makanan lainnya adalah daun-daunan, kulit kayu, tunas muda, bunga-bungaan, serta beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut pohon. Berdasarkan pengamatan orangutan juga dapat memakan daging. Biasanya mereka memakan daging siamang atau monyet yang telah mati.
Untuk mendapatkan air, mereka melubangi bagian batang pepohonan yang berguna untuk manampung air hujan dan meminumnya dengan cara menghirup dari pergelangan tangannya. Orangutan juga mengambil makanan yang berupa mineral dari dalam tanah, namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
SATWA ARBOREAL
Orangutan merupakan satwa arboreal, yaitu satwa yang menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya di atas pohon mulai dari makan, minum, sampai istirahat/tidur di saran g yang mereka bangun di pepohonan dan jarang sekali turun ke tanah,.
Orangutan dapat membuat 2 (dua) hingga 3 (tiga) sarang setiap harinya. Klasifikasi yang diberikan oleh Van Schaik dan Idrusman (1996) mengenai posisi sarang adalah :
Posisi I : Posisi sarang terletak di dekat batang utama.
Posisi II : Sarang berada di pertengahan atau di pinggir percabangan tanpa menggunakan pohon atau percabangan pohon lainnya.
Posisi III : Sarang terletak di puncak pohon.
Posisi IV : Sarang terletak di antara dua cabang atau lebih, dari tepi pohon yang berlainan.
PETA SEBARAN ORANGUTAN
Peta Sebaran Orangutan
Peta Sebaran Orangutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar